Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanaman temulawak sebagai obat tradisional



" Tanaman temulawak sebagai obat tradisional, manfaat kandungan senyawa alami di dalamnya dan tanaman ini telah digunakan secara turun temurun "

Manfaat temulawak untuk kesehatan sudah lama dikenal masyarakat Indonesia.

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang sering digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Mulai dari kurang nafsu makan, gangguan lambung, sembelit, diare, demam, radang sendi, hingga gangguan fungsi hati.

Tanaman ini masih kerabat dekat kunyit.

Tidak hanya sebagai obat herbal, akar temulawak juga sering digunakan sebagai pewarna makanan, bumbu masakan, dan bahan campuran produk kosmetik.

Selain dimanfaatkan untuk bahan obat tradisional, temulawak dapat dimanfaatkan sebagai:

  • Bahan obat utama (obat kardinal)
  • Bahan obat penunjang (remedium adjuvans)
  • Pemberi warna (color corrector)
  • Penambah aroma (corrective odor).


Baca juga artikel terkait
 
Gunakan Google Search Engine, Untuk mendapatkan alamat website terkait lainnya.


https://keranjangkesehatan.gankoko.com/2023/02/tanaman-temulawak-sebagai-obat-tradisional.html
Gambar - Tanaman temulawak sebagai obat tradisional


Tanaman temulawak sebagai obat tradisional. Di Indonesia sendiri, temulawak biasa dikonsumsi dalam bentuk kering atau bubuk dan sebagai jamu atau teh herbal.

Tanaman ini juga banyak diproduksi dalam bentuk suplemen. Berbagai manfaat temulawak bagi kesehatan.

Beberapa penelitian ilmiah mengungkap bahwa temulawak mengandung berbagai senyawa yang baik untuk kesehatan, seperti:

  • Terpenoid
  • Kurkuminoid
  • Xanthorrhizol


Senyawa aktif tersebut diketahui memiliki sifat sebagai berikut:

  • Antioksidan
  • Antiinflamasi
  • Antimikroba
  • Anti kanker
  • Antidiabetes


Rimpang dan akar utama temulawak merupakan bagian yang paling berkhasiat dan paling banyak mengandung senyawa aktif.

Oleh karena itu, bagian ini sering diambil dan digunakan untuk pengobatan.


Temulawak untuk pengobatan herbal


Tanaman temulawak sebagai obat tradisional. Rimpangnya berbau aromatik tajam, rasanya pahit dan sedikit pedas. 

Temulawak memiliki sifat lactagogue, cholagogue, anti-inflamasi, tonik dan diuretik.

Minyak atsiri temulawak juga memiliki sifat fungistatik pada berbagai jenis jamur dan bakteriostatik pada Staphylococcus sp. dan Salmonella sp.

Aktivitas kolagoga rimpang temulawak ditandai dengan peningkatan produksi dan sekresi empedu yang berperan sebagai agen koleretik dan koleretik.

Aksi kolekinetik dilakukan oleh fraksi kurkuminoid, sedangkan aksi kolerotik dilakukan oleh komponen fraksi minyak atsiri.

Dengan meningkatnya pengeluaran empedu, partikel padat di kantong empedu berkurang.

Kondisi ini akan mengurangi kolik bilier, perut kembung akibat gangguan metabolisme lemak, dan menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Aktivitas antitumor dilakukan pada mencit dengan sarkoma 180 asites (Itokawa, 1985).

Berdasarkan hasil penelitian, kurkumin memiliki aktivitas anti tumor yang tinggi, tergantung dari dosis yang diberikan.

Temulawak terdiri dari pati, kurkuminoid dan fraksi minyak atsiri (3-12%).

Fraksi pati merupakan kandungan terbesar, jumlahnya bervariasi antara 48-54% tergantung ketinggian tempat tumbuhnya.

Semakin tinggi daerah tumbuh, semakin rendah kandungan pati dan semakin tinggi kandungan minyaknya.

Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadmium (Sidik, 1985).

Pati rimpang temulawak dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, yang digunakan untuk bahan makanan atau campuran bahan makanan.

Fraksi kurkuminoid memiliki aroma yang khas, tidak beracun, terdiri dari kurkumin yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan desmetoksi kurkumin.

Minyak atsiri adalah cairan kuning atau oranye-kuning dengan bau aromatik yang tajam.

Komposisinya tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh, teknik isolasi, teknik analisis, perbedaan klon varietas dan sebagainya.

Oei Ban Liang (1985) dengan metode kromatografi gas mendeteksi 31 komponen yang terkandung dalam temulawak.

Beberapa diantaranya adalah komponen minyak atsiri temulawak yaitu isofuranogermacren, tetrasiklin, allo-aromadendrene,jermaken dan xanthorrhizol.

Selain itu terdapat komponen lain yang bersifat penolak serangga yaitu ar-turmeron (Su, 1982).


Cara penggunaan temulawak



➤ Untuk obat diminum, gunakan 2 jari rimpang segar, lalu rebus.

Cara lain, seduh rimpang kering dengan air panas.


➤ Untuk pemakaian luar, cuci bersih rimpang, lalu parut.
Hasil parutannya bisa dijadikan masker untuk mengatasi jerawat dan flek hitam di wajah.


a. ASI Launcher


  • Cuci 20g rimpang temulawak segar, lalu parut
  • Peras dan saring hasil parutan tersebut, lalu kukus hingga mendidih
  • Setelah dingin tambahkan 2 sendok makan madu, aduk rata, lalu minum
  • Lakukan pagi dan sore dengan jumlah yang sama


b. Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi


  • Kupas kulit rimpang temulawak segar sebanyak 3 jari, lalu parut
  • Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap
  • Setelah dingin, endapannya dibuang dan airnya diminum
  • lakukan setiap hari


c. Hepatitis



➤ Rimpang jahe segar

  • Temulawak sebesar 2 jari dikupas dan diparut
  • Tambahkan air panas sebanyak 1/2 gelas dan 1 sendok makan madu
  • Aduk adonan hingga merata lalu biarkan mengendap
  • Minum yang bening, ampasnya dibuang
  • Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh


➤ Rebus 10g rimpang jahe kering dan

  • 30g akar alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas
  • Setelah dingin, saring dan minum air hasil saringan tersebut sekaligus
  • Lakukan 2 kali sehari


d. Wasir


  • Sediakan rimpang jahe seukuran jari, rhubarb (Rheum officinale Baill.) 3/4 jari, pegagan (Centella asiatica L) 1 genggam, daun saga (Abrus precatorius L) 1 genggam, dan gula neau seukuran 3 jari
  • Cuci bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya
  • Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air bersih hingga tersisa sekitar setengahnya
  • Setelah dingin, saring dan minum air hasil saringan tersebut 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian
  • Lakukan perawatan ini setiap hari


e. Jerawat


  • Cuci rimpang temulawak sebanyak 1 jari, lalu potong-potong seperlunya
  • Selanjutnya direbus dalam 4 gelas air bersih hingga tersisa setengahnya
  • Setelah dingin, saring dan tambahkan madu seperlunya, lalu minum
  • Perawatan dilakukan 2 kali sehari, setiap kali cukup 1 gelas


f. Diare

 
  • Cuci rimpang temulawak sebesar 1/2 ibu jari, lalu panggang hingga hangus
  • Kemudian tumbuk bahan tersebut hingga halus
  • Seduh dengan 1/2 gelas air panas
  • Tambahkan 1 sendok makan madu sambil diaduk hingga merata, lalu minum
  • Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh


g. Sembelit


  • Siapkan rimpang jahe dan buah asam jawa (Tamarindus indicaL.) yang sudah masak (masing-masing sebesar 1 jari), gula aren secukupnya
  • Selanjutnya dipotong tipis-tipis, lalu diseduh dengan 1 gelas air mendidih
  • Aduk hingga gula larut dan minum setelah dingin


h. Nyeri haid


  • Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak sebesar telur puyuh dan gula aren sebesar 3 jari
  • Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air hingga tersisa setengahnya
  • Setelah dingin, minum ramuan tersebut
  • Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum haid


i. Demam


  • Rebus 1 jari rimpang jahe yang sudah diiris tipis dan 5 batang meniran beserta akarnya dalam 5 gelas air bersih hingga tersisa setengahnya
  • Setelah dingin, saring dan bagi air hasil saringan untuk 3 kali minum, pagi, siang dan sore


j. Penambah nafsu makan


  • Siapkan 20g rimpang temulawak segar yang diiris tipis, 10g asam jawa dan 30g gula aren
  • Masukkan bahan-bahan tersebut ke dalam panci email, lalu rebus dalam 250 cc air hingga mendidih selama 15 menit
  • Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi hangat, 2 kali sehari, masing-masing 1/2 bagian



Waspadai efek samping temulawak


Tanaman temulawak sebagai obat tradisional. Meski termasuk dalam bahan herbal alami, temulawak tetap tidak boleh dikonsumsi sembarangan.

Hal ini karena temulawak dapat menimbulkan efek samping atau interaksi obat, apalagi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat dari dokter.

Selain itu, temulawak belum terbukti aman dikonsumsi oleh semua orang.

Ada beberapa golongan yang tidak dianjurkan mengkonsumsi temulawak sebagai jamu ibu hamil dan menyusui

Serta bagi penderita penyakit tertentu, seperti gangguan empedu, maag kronis, dan kelainan darah.

Jika Anda ingin mengkonsumsi temulawak, Anda juga perlu mengetahui takaran yang aman.

Konsumsi ekstrak temulawak sebanyak 8 gram per hari diperkirakan masih dalam batas aman.

Meski begitu, belum ada informasi yang jelas mengenai dosis temulawak yang aman dan maksimal secara medis.

Oleh karena itu, jahe tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan, apalagi jika Anda sedang mengidap penyakit atau sedang menjalani pengobatan tertentu.

Manfaat jahe untuk kesehatan begitu beragam.

Untuk amannya, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengkonsumsi temulawak sebagai obat herbal.

Juga sebagai atau suplemen untuk mengatasi kondisi yang Anda alami.



 
Sebagai penutup, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel " Tanaman temulawak sebagai obat tradisional "
 
Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas dan lengkap tentang topik ini, gunakan Google Search Engine
 
Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi. Jika ada yang ingin berdiskusi, klik "Contact Us"
 
 
Untuk melengkapi pengertian Tanaman temulawak sebagai obat tradisional,
tonton video di bawah ini.

https://keranjangkesehatan.gankoko.com/2023/02/tanaman-temulawak-sebagai-obat-tradisional.html
Video - Tanaman temulawak sebagai obat tradisional -
MANFAAT TEMULAWAK UNTUK KESEHATAN - DOKTER SADDAM ISMAIL

Post a Comment for "Tanaman temulawak sebagai obat tradisional"