Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat agar selalu fit
" Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat, karena terbiasa dengan makanan cepat saji dan tidak memiliki insentif untuk mengubah kebiasaan tersebut "
Sering mendengar bahwa makanan-makanan sehat lebih mahal dari pada makanan cepat saji.
Pada dasarnya mau saja makan lebih sehat tapi tidak mampu, ada juga terdapat kepercayaan bahwa masak sendiri lebih mahal daripada sepiring makanan cepat saji.
Yang umumnya mereka juga tidak memiliki insentif untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Terhadap diet dan harga makanan sehat telah meningkat sehingga mempengaruhi persepsi publik.
Baca juga Artikel yang terkait
Gunakan Google Search Engine, Untuk mendapatkan alamat website lainnya yang terkait.
Gambar - Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat |
Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat. Coba bandingkan semangkuk puding coklat dengan makanan yang memiliki kandungan lemak yang lebih rendah.
Kesimpulan bahwa makanan yang kurang sehat biasanya lebih murah, perbandingan harga per kalori tersebut tidak memberikan gambaran yang utuh.
Menggunakan perhitungan harga-per-kalori, puding dengan kandungan lemak lebih sedikit tampaknya lebih mahal daripada puding yang biasa.
Perbandingan harga makanan yang sama berkesimpulan bahwa pilihan yang lebih sehat justru cenderung lebih murah dari per satuan berat makanan yang berada di kelompoknya
Cara perhitungan yang demikian jauh lebih berguna karena kebanyakan orang lebih memikirkan kuantitas daripada jumlah kalori yang dapat mereka beli.
Ubah kebiasaan sejak dini
Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat. Lingkar pinggang yang semakin melebar adalah suatu kekhawatiran kesehatan masyarakat.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO), lebih dari 1,9 miliar orang dewasa kelebihan berat badan dan 650 juta dari angka tersebut menderita obesitas.
Secara global, tingkat obesitas telah bertambah tiga kali lipat.
Generasi muda adalah rentang umur yang sangat terpengaruh oleh makanan-makanan berkalori tinggi dan bernutrisi rendah.
Kandungan gula, lemak dan garam yang tinggi meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung serta kerusakan gigi.
Yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa kebiasaan yang terbentuk saat masa kanak-kanak tampaknya akan sampai seumur hidup.
Hal ini merupakan tragedi karena permasalahan tersebut sebenarnya dapat dicegah. Makan sehat dengan harga jauh lebih murah daripada satu burger keju.
Ditambah dengan semakin di kondisikan untuk berpikir bahwa makanan sehat mahal.
Inti dari isu ini bukanlah biaya, namun pengetahuan, kemampuan, dan waktu.
Di karenakan harga daging, ikan, produk susu, “makanan-makanan super” dan hasil pangan organik yang lebih tinggi.
Namun makanan bernutrisi kurang mendapat perhatian, sesungguhnya makanan dasar seperti wortel, kentang dan kacang-kacangan sangat terjangkau.
Tak punya waktu luang
Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat. Cerita tentang kemiskinan sangat melelahkan dan ini mempengaruhi pilihan makanan.
Seringkali yang ingin di lakukan oleh orang yang telah memasak, beralih ke makanan cepat saji menjadi jauh lebih menarik.
Orang-orang berpenghasilan rendah cenderung membeli makanan dengan kalori yang tinggi daripada buah atau sayur karena lebih mengenyangkan.
Meskipun burger keju memang lebih mengenyangkan daripada sebuah apel, makanan cepat saji buruk bagi kesehatan.
Contohnya, untuk parut timun, tomat dan keju hanya membutuhkan waktu 8 menit, suatu hidangan yang lebih sehat dan lebih murah daripada makanan cepat saji.
Mempromosikan makan sehat kepada masyarakat yang miskin uang dan waktu adalah suatu pekerjaan yang sulit, meskipun di dasarkan atas niat baik
Untuk suatu strategi yang dapat menyelesaikan permasalahan diet, harus mengakui bahwa apa yang di makan menjadi inti dari identitas kita.
Kiat jitu untuk ubah kebiasaan
Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat. Jadi bagaimana caranya untuk makan lebih sehat dengan anggaran yang terbatas.
Daging dan ikan adalah dua bahan baku yang paling mahal sedangkan sumber protein nabati cenderung lebih murah.
Kacang-kacangan bernutrisi tinggi, sangat murah dan menjadi pengganti daging yang baik. Jangan tertipu dengan “makanan super” yang mahal.
Tidak ada pengertian yang pasti mengenai istilah makanan super dan banyak klaim yang belum dapat dibuktikan.
Hanya dengan meningkatkan jumlah dan variasi buah dan sayur dalam pola makan dapat mengurangi risiko penyakit tanpa harus memakan biaya yang banyak.
Buah dan sayuran beku, kering, atau kaleng juga seringkali lebih murah daripada makanan segar dengan kandungan nutrisi yang terjaga.
Sayuran kaleng seringkali lebih murah daripada yang segar tanpa mengurangi kandungan nutrisi.
Hindari membeli makanan olahan; membuat makanan-makanan yang serupa lebih cepat dan lebih murah.
Pola makan adalah dasar dari kesehatan dan biaya makanan seharusnya tidak mencegah orang untuk makan lebih sehat.
Meskipun makanan cepat saji tampak lebih murah dan lezat, ide bahwa makan sehat itu mahal hanyalah fiksi belaka.
Baca juga : Sehat itu mahal - Benarkah?
Sebagai penutup, diucapkan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel " Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat "
Untuk mendapat informasi lebih luas dan lengkap tentang topik ini, gunakan Google Search Engine
Semoga artikel ini memberi manfaat serta inspirasi. Bila ada yang ingin mendiskusikan bisa klik " Contact Us "
Untuk melengkapi pemahaman tentang Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat,
tonton video di bawah ini
Post a Comment for "Mengubah kebiasaan dengan makanan sehat agar selalu fit"